Rabu 30 Mar 2022 00:42 WIB

30 Ribu Vaksin Covovax di Bengkulu Kedaluwarsa Akhir Maret 2022

Vaksin Covovax tidak dapat digunakan untuk booster atau usia tertentu.

Ilustrasi. Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu menyebut sekitar 30 ribu dosis vaksin jenis Covovax yang ada di provinsi itu hampir kedaluwarsa, yakni pada akhir Maret 2022.
Foto: www.pixabay.com
Ilustrasi. Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu menyebut sekitar 30 ribu dosis vaksin jenis Covovax yang ada di provinsi itu hampir kedaluwarsa, yakni pada akhir Maret 2022.

REPUBLIKA.CO.ID, BENGKULU -- Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu menyebut sekitar 30 ribu dosis vaksin jenis Covovax yang ada di provinsi itu hampir kedaluwarsa, yakni pada akhir Maret 2022. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu Herwan Antoni mengatakan, cukup banyak vaksin jenis Covovax sudah mendekati masa kedaluwarsa. 

"Puluhan ribu vaksin jenis Covovax kedaluwarsa pada akhir Maret ini, sebab vaksin tersebut sulit untuk didistribusikan," kata Herwan di Bengkulu, Selasa (29/3/2022).

Baca Juga

Vaksin jenis Covovax tidak dapat digunakan untuk vaksinasi dosis ketiga (penguat) dan tidak dapat digunakan di usia tertentu. Selain itu, vaksin Covovax hanya dapat digunakan untuk dosis pertama dan kedua, namun tidak dapat digunakan untuk vaksinasi anak.

"Hal ini yang menyebabkan sulitnya penyaluran vaksin tersebut kepada masyarakat, apalagi Pemerintah Provinsi Bengkulu menerima vaksin tersebut sudah mendekati masa kedaluwarsa," katanya.

Selain vaksin jenis Covovax, ada juga vaksin jenis AstraZaneca yang sudah mendekati masa kedaluwarsa, pada akhir Maret 2022. Namun, jumlahnya tidak terlalu banyak, tidak seperti jenis Covovax.

Karena vaksin AstraZaneca telah didistribusikan ke kabupaten dan kota di Provinsi Bengkulu, sehingga stok di gudang telah habis. Ia mengaku akan mengumpulkan vaksin yang kedaluwarsa tersebut untuk disimpan di gudang tingkat kabupaten dan kota. Sambil menunggu petunjuk dari pemerintah pusat mengenai pemusnahan vaksinasi kedaluwarsa tersebut.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement