Sabtu 09 May 2020 17:24 WIB

Ganjar dan Bima Manfaatkan Kapital Sosial Tangani Covid-19

Anggaran itu disiapkan keduanya untuk masyarakat yang membutuhkan bantuan.

Rep: Mimi Kartika/ Red: Agus Yulianto
Wali Kota Bogor Bima Arya.
Foto: medsos
Wali Kota Bogor Bima Arya.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo dan Wali Kota Bogor, Arya Bima kompak menuturkan, jika bantuan dari pemerintah tak cukup untuk masyarakat dalam menghadapi pandemi Covid-19. Kedua kepala daerah ini mendorong kapital sosial ikut membantu menangani dampak wabah virus corona.

"Saya garis bawahi, kita ini financial capital kita lemah, political capital juga semrawut sekarang, tapi dari dulu kita punya social capital yang luar biasa, luar biasa yang membuat negara ini merdeka dan bertahan maju adalah social capital," ujar Bima dalam diskusi virtual 'Cegah Korupsi di Tengah Pandemi, Sabtu (9/5).

Ia mengaku, Pemerintah Kota Bogor telah mendapatkan beberapa donatur dengan jumlah bantuan mencapai ratusan juta rupiah. Hasil donasi itu dapat digunakan untuk membantu masyarakat yang terdampak dan kesulitan di tengah pandemi Covid-19.

Bima mengatakan, Pemerintah Kota Bogor akan meluncurkan program keluarga asuh. Keluarga yang mampu membantu keluarga yang tidak mampu.

"Transfer Rp 1 juta bisa pilih RT mana, warga mana untuk hidup dua bulan. Saya sudah dapat beberapa donatur ratusan juta, ada banyak sekali yang bisa dibantu," kata Bima.

Ia mengatakan, Pemerintah Kota Bogor juga telah memverifikasi penerima bantuan tersebut dengan dibantu petugas kecamatan dan Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK). Data penerima bantuan juga disinkronisasi dengan data pelanggan PDAM maupun PLN.

Bima mencontohkan, warga yang menerima bantuan masuk dalam kategori pelanggan PLN 450 watt. "Sekali lagi ini perang, ini darurat, perbaikan sistem jangka panjang penting, tapi nanti dulu, yang daruratnya yang besok engga bisa makan kita fokuskan," lanjut dia.

Hal senada juga diungkapkan Ganjar Pranowo, saat ini Pemerintah Provinsi Jawa Tengah tengah menyiapkan dana bantuan di luar anggaran pendapatan dan belanja daerah. Ketika kini masyarakat banyak yang mengaku berhak menerima bantuan sosial, sejumlah masyarakat juga tergerak memberikan bantuan.

Ganjar tengah menyiapkan bantuan yang berasal dari zakat, infak dan sedekah yang dihimpun (Badan Amil Zakat Nasional). Selain itu, dana juga disiapkan dari filantropi serta program corporate social responsibility (CSR) atau tanggung jawab sosial perusahaan.

"Maka lumbung pangan hari ini untuk menginsert, sehingga anggaran-anggaran ini orang tidak panik," tutur dia.

Ganjar mengatakan, anggaran itu disiapkan juga untuk masyarakat yang membutuhkan bantuan tetapi saat ini tidak masuk Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS). Ia mengakui, data penerima bantuan sosial di Indonesia carut marut.

"Saya sudah sampaikan kepada pejabat saya semuanya, bapak/ibu sampaikan kepada masyarakat, bantuan pemerintah tidak akan pernah cukup, tolong sampaikan tidak akan pernah cukup, diulang-ulang," kata Ganjar.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement